Sasando dimainkan dengan cara dipetik menggunakan jari-jari tangan. Sasando memiliki senar yang terbuat dari daun lontar yang dikeringkan dan diberi lilin. Cara memainkannya adalah dengan memetik senar-senar tersebut dengan ibu jari dan jari telunjuk, sambil tangan kiri menahan sasando dan mengatur tekanan pada senar untuk menghasilkan nada yang diinginkan.
Sasando dimainkan untuk mengiringi lagu daerah, tarian, dan upacara adat di Nusa Tenggara Timur. Alat musik ini juga sering digunakan sebagai alat musik solo atau dalam ansambel musik.
Sasando memiliki sejarah yang panjang dan merupakan bagian dari budaya masyarakat Nusa Tenggara Timur. Alat musik ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-7 dan terus berkembang hingga sekarang. Pada tahun 2019, sasando ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.
sasando dimainkan dengan cara
Sasando dimainkan dengan cara dipetik menggunakan jari-jari tangan. Teknik ini memungkinkan pemain untuk menghasilkan beragam nada dan melodi yang indah.