- Penumpukan melanin: Nikotin dalam rokok dapat meningkatkan produksi melanin, pigmen yang memberi warna pada kulit dan gusi. Peningkatan melanin dapat menyebabkan gusi menjadi gelap atau berpigmen.
- Peradangan kronis: Merokok dapat menyebabkan peradangan kronis pada gusi, yang juga dapat menyebabkan perubahan warna menjadi gelap. Peradangan menyebabkan peningkatan aliran darah ke gusi, yang dapat membuat gusi tampak lebih gelap.
- Penumpukan plak dan karang gigi: Merokok dapat meningkatkan penumpukan plak dan karang gigi pada gigi, yang dapat menyebabkan perubahan warna gusi. Plak dan karang gigi yang menumpuk dapat mengiritasi gusi dan menyebabkan peradangan, yang selanjutnya dapat menyebabkan perubahan warna menjadi gelap.
- Pengurangan produksi kolagen: Merokok dapat mengurangi produksi kolagen, protein yang memberikan struktur dan kekuatan pada gusi. Penurunan produksi kolagen dapat menyebabkan gusi menjadi lebih tipis dan lebih gelap.
Perubahan warna gusi akibat merokok tidak hanya berdampak pada estetika, tetapi juga dapat menjadi indikator kesehatan gusi yang buruk. Merokok meningkatkan risiko penyakit gusi, termasuk gingivitis dan periodontitis, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan gusi dan tulang yang menopang gigi. Oleh karena itu, sangat penting untuk berhenti merokok untuk menjaga kesehatan gusi dan warna gusi yang sehat.
Pucat/putih
Perubahan warna gusi menjadi pucat atau putih dapat menjadi efek samping dari penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat kemoterapi dan obat antikonvulsan. Obat-obatan ini dapat mengganggu suplai darah ke gusi atau menyebabkan perubahan pada sel-sel pigmen pada gusi.
Meskipun perubahan warna gusi akibat obat-obatan biasanya tidak berbahaya dan akan hilang setelah pengobatan dihentikan, namun tetap penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau dokter gigi untuk memastikan bahwa perubahan warna tersebut bukan disebabkan oleh kondisi kesehatan gusi yang mendasarinya.
